Langsung ke konten utama

MATERI BAHASA JAWA KELAS XI

KompetensiDasar
IPK
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
3.1.  Memahami pemakaian dan penggunaan serta pemaknaan busana Jawa gagrag Ngayogyakarta
3.1.1       Menjelaskan hakikat busana Jawa gagrag Ngayogyakarta
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan hakikat busana Jawa gagrag Ngayogyakarta
Busana Jawa gagrag Ngayogyakarta

3.1.2       Mencirikan busana Jawa gagrag Ngayogyakarta
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mencirikan busana Jawa gagrag Ngayogyakarta

3.1.3       Menjelaskan pedoman pemakaian dan penggunaan serta pemaknaan busana Jawa gagrag Ngayogyakarta
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pedoman pemakaian dan penggunaan serta pemaknaan busana Jawa gagrag Ngayogyakarta
3.2.  Memahami panatacara dari berbagai media
3.2.1           Menjelaskan pengertian/ wredinipun pranatacara
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian/ wredinipun pranatacara
Pranatacara

3.2.2           Menjelaskan arti kata-kata sukar yang terdapat di dalam teks pranatacara
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan arti kata-kata sukar yang terdapat di dalam teks pranatacara

3.2.3           Menginterpretasi jinis dan struktur pranatacara
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menginterpretasi jinis dan struktur pranatacara

3.2.4           Membedakan sipat-sipating pranatacara
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat membedakan sipat-sipating pranatacara

3.2.5           Membandingkan contoh pranatacara dari berbagai sumber
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat membedakan contoh pranatacara dari berbagai sumber
3.3.  Memahami pesan moral dari wacana beraksara Jawa
3.3.1       Menyebutkan pedoman penulisan aksara Jawa
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menyebutkan pedoman penulisan aksara Jawa
Wacana beraksara Jawa

3.3.2       Membaca wacana beraksara jawa
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat membaca wacana beraksara jawa

3.3.3       Mengalihaksarakan wacana beraksara Jawa
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengalihaksarakan wacana beraksara Jawa

3.3.4       Menganalisis isi dan pesan moral wacana beraksara Jawa
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menganalisis isi wacana beraksara Jawa
3.4.  Memahami isi tembang macapat durma
3.4.1Mendeskripsikan hakikat dan struktur tembang macapat durma
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mendeskripsikan hakikat dan struktur tembang macapat durma
Tembang macapat durma

3.4.2Mengidentifikasi kata-kata sukar di dalam tembang macapat durma
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi kata-kata sukar di dalam tembang macapat durma

3.4.3Menganalisis isi dan ajaran moral tembang macapat dan durma
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menganalisis isi dan ajaran moral tembang macapat durma
3.5.  Memahami pesan moral dalam uyon-uyon.
3.5.1               Menjelaskan hakikat uyon-uyon
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan hakikat uyon-uyon
Uyon-uyon

3.5.2               Mendeskripsikan struktur uyon-uyon 
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mendeskripsikan struktur uyon-uyon 

3.5.3               Mengidentifikasi arti kata-kata sukar di dalam uyon-uyon
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi arti kata-kata sukar di dalam uyon-uyon

3.5.4               Menganalisis pesan moral uyon-uyon
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menganalisis pesan moral uyon-uyon
3.6.  Memahami isi dan struktur karya sastra prosa cerkak
3.6.1       Mengidentifikasi isi dan struktur karya sastra prosa cerkak
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi isi dan struktur karya sastra prosa cerkak


3.6.2       Menyimpulkan isi dan struktur yang terkandung dalam cerkak yang memuat budi pekerti
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menyimpulkan isi dan struktur yang terkandung dalam cerkak yang memuat budi pekerti

3.7.  Memahami artikel yang memuat budi pekerti
3.7.1Menjelaskan hakikat artikel
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan hakikat artikel


3.7.2Mengartikan kata-kata sukar  dalam teks artikel
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengartikan kata-kata sulit dalam teks artikel


3.7.3Mengidentifikasi struktur, isi dan kaidah kebahasaan dalam artikel berbahasa Jawa
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi struktur, isi dan kaidah kebahasaan dalam artikel berbahasa Jawa


3.7.4Menyimpulkan struktur, isi dan kaidah kebahasaan dalam artikel berbahasa Jawa
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menyimpulkan struktur, isi dan kaidah kebahasaan dalam artikel berbahasa Jawa

3.8.  Memahami Serat Ulem dan Serat Lelayu
3.8.1Menjelaskan hakikat  serat ulem dan serat lelayu
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan hakikat  serat ulem dan serat lelayu


3.8.2Mencirikan serat ulem dan serat lelayu
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mencirikan serat ulem dan serat lelayu


3.8.3Mengidentifikasi ciri-ciri (struktur dan kaidah kebahasaan) isi serat ulem dan serat lelayu
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-ciri (struktur dan kaidah kebahasaan) dan isi serat ulem dan serat lelayu


3.8.4Menyimpulkan ciri-ciri (struktur dan kaidah kebahasaan) dan isi serat ulem dan serat lelayu
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menyimpulkan ciri-ciri (struktur dan kaidah kebahasaan) dan isi serat ulem dan serat lelayu

4.1.  Praktik pemakaian dan penggunaan busana Jawa gagrag Ngayogyakarta
4.1.1       Mempraktikkan pemakaian dan penggunaan busana Jawa gagrag Ngayogyakarta
Disediakan kelengkapan busana Jawa gagrak Ngayogyakarta, peserta didik dapat mempraktikkan pemakaian dan penggunaan busana Jawa gagrag Ngayogyakarta


4.1.2       Menanggapi pemakaian dan penggunaan busana adat Jawa gagrag Ngayogyakarta
Disediakan siswa dengan memakai busana Jawa gagrag Ngayogyakarta, peserta didik dapat menanggapi pemakaian dan penggunaan busana adat Jawa gagrag Ngayogyakarta

4.2.  Praktik panatacara
4.2.1           Mempraktikkan pranatacara dengan unggah-ungguh yang benar
Disediakan teks pranatacara, peserta didik dapat mempraktikkan pranatacara dengan unggah-ungguh yang benar


4.2.2           Menanggapi isi dari teks pranatacara yang telah dibacakan berdasarkan wiraga, wirama, wiraswara dan wirasa
Disediakan ruang dan kesempatan untuk menyimak pranatacara, peserta didik dapat menanggapi isi dari teks pranatacara yang telah dibacakan berdasarkan wiraga, wirama, wiraswara dan wirasa

4.3.  Menanggapi pesan moral dari wacana beraksara Jawa
4.3.1      Menanggapi pesan moral wacana beraksara Jawa
Disediakan teks wacana beraksara Jawa, peserta didik dapat menanggapi pesan moral wacana beraksara Jawa


4.3.2      Menghubungkan pesan moral dari wacana beraksara Jawa dengan kehidupan sehari-hari
Disediakan teks wacana beraksara Jawa, peserta didik dapat menanggapi pembacaan hasil identifikasi pesan moral wacana beraksara Jawa

4.4.  Mencipta dan melagukan tembang macapat durma
4.4.1Membuat teks tembang macapat durma
Disediakan contoh dan struktur teks tembang macapat durma, peserta didik dapat mencipta tembang macapat durma


4.4.2Melagukan tembang macapat durma
Disediakan teks tembang macapat durma, peserta didik dapat melagukan tembang macapat durma


4.4.3Menanggapi penampilan teman
Disediakan ruang dan kesempatan menampilkan tembang macapat, peserta didik dapat menanggapi penampilan teman

4.5.  Menanggapi pesan moral dalam uyon-uyon.
4.5.1       Mempresentasikan tanggapan terhadap pesan moral dalam uyon-uyon
Disediakan teks uyon-uyon, peserta didik dapat mempresentasikan tanggapan terhadap pesan moral dalam uyon-uyon


4.5.2       Menanggapi persentasi teman
Disediakan persentasi tentang pesan moral dalam uyon-uyon, peserta didik dapat menanggapi persentasi teman

4.6.  Mencipta karya sastra prosa cerkak
4.6.1       Membuat kerangka cerkak
Disediakan soal tentang cerkak, peserta didik dapat membuat kerangka cerkak


4.6.2       Mengembangkan kerangka menjadi sebuah cerkak
Disediakan soal tentang cerkak, peserta didik dapat mengembangkan kerangka cerkak

4.7.  Menulis artikel yang memuat budi pekerti
4.7.1       Mencari informasi/ contoh artikel yang memuat budi pekerti dari berbagai media
Disediakan contoh artikel, peserta didik dapat mencari informasi/ contoh artikel yang memuat budi pekerti dari berbagai media


4.7.2       Menulis artikel yang memuat budi pekerti
Disediakan petunjuk dan contoh pembuatan artikel, peserta didik dapat menulis artikel yang memuat budi pekerti

4.8.  Menulis Serat Ulem dan Serat Lelayu
4.8.1Menulis serat ulem dan serat lelayu
Disediakan contoh serat ulem dan serat lelayu, peserta didik dapat menulis serat ulem dan serat lelayu


4.8.2Menanggapi penulisan serat ulem dan serat lelayu
Disediakan persentasi tentang serat ulem dan serat lelayu buatan siswa, peserta didik dapat menanggapi penulisan serat ulem dan serat lelayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERAT JAW A Layang utawi nawala inggih menika basa ingkang dipunaturaken nganggé seratan utawi salah satunggaling  piranti komunikasi ingkang awujud seratan. Miturut basa, wos, sipat saha asalipun, layang saged kaperang dados sekawan, inggih menika : a. Surat (layang) resmi, b. Surat ( layang ) dinas, c. Surat ( layang) niaga, d. Surat (layang) pribadhi. Layang resmi, dinas, lan niaga temtunipun ngagem paugeran ingkang gumathok gegayutan kaliyan kedinasan. Beda kaliyan layang pribadi. Layang pribadhi menika wujudipun kadosdéné layang limrahipun. Ingkang dados pratandhanipun menawi layang menika kalebet layang pribadhi inggih menika pigunanipun. Tegesipun layang wau dipunginakaken pribadhi marang pribadhi saha wosipun ngrembag perkawis pribadhi utawi sanès perkara kadinasan. Pramila saking menika basa ingkang dipunginakaken ing layang pribadhi langkung longgar. Kajenganipun basa ing layang pribadhi boten kaiket dening paugeran-paugeran ingkang baku nanging namung...

Pranatacara

Nagari Indonesia kadadosan saking maewu-ewu pulo saha maneka warni kabudayan. Kawontenan ingkang mekaten menika njalari tuwuhing tatacara ingkang mawarni-warni. Tatacara mujudaken peranganing warisanipun para leluhur ingkang perlu dipunlestantunaken. Kanthi nindakaken tatacara kados ingkang dipunlampahi dening para sepuh ing jaman rumiyin ateges sampun tumut nglestantunaken kabudayaning bangsa. Kanthi punika kapanggalih perlu wontenipun ancer-ancer amrih lampahing upacara saged tumata sae tuwin rancag. Ing adat sabenipun, masyarakat Jawa ngresaya dhateng tiyang ingkang kaanggep gadhah kawasisan ing bab olah basa tuwin sastra supados ndherekaken lampahing upacara ngantos paripurna ingkang asring sinebat panata laksana, paniti laksana, utawi panatacara. Pranatacara inggih menika p araga ingkang gadhah jejibahan mranata lam p ah utawi ngatur titilaksana utawi urut-urutani p un lam p ah saderengi p un tuma p ak ing satunggali p un p asamuan, p e p anggihanm wiwahan, p are p atan, ls p. ...
CERKAK Hakikat Cerkak Cerita cekak utawi ingkang asring kacekak ‘Cerkak’, menika salah satunggaling wujud prosa naratif fiktif. Cerita cekak cendrung padhet saha langsung wonten ancasipun, bilih dipuntandhingaken kaliyan karya-karya fiksi ingkang langkung dawa, kados dene Novella (kanthi teges modhern) saha novel. Amargi cekakipun cerkak-cerkak ingkang sukses ngendelaken  teknik-teknik  sastra kados dene tokoh, plot, tema, basa saha  insight  kanthi langkung wiyar tinimbang karya fiksi ingkang langkung dawa.   Miturut sujarahipun cerkak menika wiwitanipun saking tradhisi cariyos  lisan  ingkang wisuwur. Cariyos-cariyos kasebat adatipun kaaturaken kanthi wujud geguritan ingkang wonten wiramanipun. Wirama kasebat nggadhahi paedah minangka piranthi kangge tetulung supados tiyang saged ngeling-ngeling cariyosipun. Perangan cekak saking cariyos-cariyos menika punjeripun saking perangan naratif ingkang kaaturaken wonten ing kalodhangan ingkang cekak....